Tuesday 18 February 2020

Lok Si Naga


Alkisah ada sebuah keluarga nelayan di suatu daerah di Kalimantan Selatan. Mereka hidup bahagia dengan satu orang anak. Setiap hari kedua orang tuanya berangkat kerja menangkap ikan di sungai dengan cara memasang penangkap ikan berupa tangguk besar. Pada suatu hari mereka lama menunggu ikan masuk ke tangguknya, tetapi beberapa kali diangkat tak ada satu ekor ikan pun.

Mereka kembali menunggu dengan penuh kesabaran. Kemudian tangguk kembali diangkat dan mereka mendapati sebutir telur besar ada di dalam tangguk. Mereka buang kembali telur tersebut ke dalam sungai dan memasang tangguknya tiada lelah. Tangguk kembali diangkat dan telur yang tadi ada kembali di dalam tangguk. Setelah beberapa kali telur tersebut menjadi isi tangguk, akhirnya mereka pulang dengan membawa sebutir telur besar.

Sesampai di rumah mereka mendapatkan anaknya sedang tidur. Telur besar yang diperolehnya kemudian direbus untuk teman nasi. Setelah makanan siap, mereka segera makan karena sangat kelaparan. Setelah kenyang terjadi satu keajaiban, mereka perlahan berubah menjadi dua ekor naga besar. Si anak terbangun sangat terkejut dan ketakutan melihat ular naga tersebut. Setelah diberi penjelasan dan dibujuk, akhirnya si anak mengerti bahwa orang tuanya telah berubah wujud.

Kesedihan si anak tidak terhingga, ia terus menerus menangis. Orang tuanya yang telah berubah menjadi naga berusaha menenangkannya dan memberi nasehat sebagai pesan terakhir. Si anak dilarang makan telur tersebut, karena telur itu adalah telur naga putih yang hidup di sungai tempat mereka mencari ikan. Setiap yang memakannya akan berubah menjadi seekor naga. Pesan selanjutnya adalah apabila melihat air sungai berwarna putih berarti mereka menang melawan naga putih, sedangkan kalau air sungai berubah merah pertanda mereka kalah. Setelah pesan disampaikan, kedua ular naga tersebut terjun ke dalam sungai.

Kepergian kedua orang tuanya membuat si anak hidup sendiri dan kesepian. Ia tidak lupa dengan pesan-pesan yang disampaikan sebelum mereka terjun ke sungai. Setiap hari si anak duduk termenung di pinggir sungai dan menanti keajaiban datang. Ia sangat mengharap orang tuanya kembali berubah wujud menjadi manusia. Namun, keajaiban itu tak kunjung tiba.

Pada suatu hari di siang yang sangat terik, tiba-tiba turun hujan rintik-rintik. Tidak lama tampak pelangi seolah membelah langit biru dengan aneka warna yang indah. Si anak kembali duduk termenung di pinggir sungai dan menanti perubahan warna air sungai. Dengan tiba-tiba air sungai berubah warna menjadi putih. Betapa senang hatinya dan ia bersorak gembira dengan penuh harap akan kedatangan kembali kedua orang tuanya. Air sungai berwarna putih pertanda kemenangan ada di pihak orang tuanya setelah berkelahi melawan naga putih.

Jam demi jam si anak menunggu orang tuanya muncul dalam wujudnya sebagai manusia. Namun, harapan itu hanya tinggal harapan. Setelah berhari-hari yang dinanti tak kunjung muncul ke permukaan. Air sungai tetap mengalir seperti biasanya. Dalam kesendirian dan harapan yang tak juga berakhir, ia tetap kembali ke sungai sambil menanti keajaiban tiba. Duduk termenung dari pagi sampai sore hari, memandang air sungai, dan di kala senja kembali ke rumah.

Hari demi hari, bulan demi bulan, dan tahun pun telah berganti entah sudah berapa kali, si anak tetap sendiri dan menanggung harapan tak pasti. Orang tuanya tidak pernah kembali, tetapi ia tetap menanti. Sampai akhir hayatnya, duduk termenung menjadi kesehariannya. Si anak pun pergi menghadap ilahi dalam sepi dan harapan yang tidak bertepi.

Friday 7 February 2020

Jalan-Jalan Negeri di Atas Awan (“Bukit Tahura Sultan Adam”)


     Assalamualaikum gaess..

     Apa kabs??? Yang pasti kalian sehat dan baik aja kan la ya…

    Disini gua akan menceritakan sedikit pengalaman tentang wisata yang ada di kampung halaman gua yang wisatanya terletak di Desa Mandiangin, Kecamatan Karang Intan, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. Tahura Sultan Adam Mandiangin ini memiliki luas sekitar 112.000 hektar dan yang bisa di eksplore oleh para wisatawan memiliki luas lahan sekitar 200 hektar. jadi langsung saja ya cekidotss…

    Kenapa wisata ini menarik untuk gua bahas karena Kawasan Tahura atau kepanjangan dari Taman Hutan Raya ini memiliki banyak spot-spot menarik untuk dijelajahi, dari air terjun yang memiliki alur air yang bagus, kolam-kolam, dan hamparan bukit yang dilauti oleh awan-awan yang menawan untuk dilihat dari puncak tahura.

    Sebenarnya aku nih paling malas jalan-jalan kalo ga ada teman nya, tetapi syukur la ya ada yang nemenin terus kalo jalan-jalan hehe,,, tengkyu ni yang sering nemenin aku jalan kalo lagi liburan kuliah, jadi gak selalu rebahan di kamar selama liburan kuliah berlangsung.

Menikmati suasana yang di kelilingi perbukitan dan pepohonan yang banyak tumbuh disana membuat udara disekitar menjadi sejuk dan dingin. 

    Pagi-pagi sekali kami berangkat dari banjarbaru ke Bukit Tahura dengan menaiki sebuah motor dengan jarak tempuh sekitar 22 kilometer dengan waktu 30 menitan, jadi berapa kecepatan motor kami? Canda sayang :D…  (gini nih efek banyak tugas hehe). Jadi rumayan jauh juga tempat wisata ini gaes, apalagi jika anda jalannya sendirian 

Menuju Puncak Bukit Tahura Sultan Adam dengan Menggunakan Motor.

    Jadi kalo kalian mau pergi kesini ga gratis ya gaess, ada pos retribusi pengunjungnya yang biaya nya bisa dikatakan tidak terlalu mahal bagi kantong mahasiswa yaitu sebesar 10 ribu per orangnya untuk sampai ke puncaknya harus melewati jalan yang naik turun seperti naik roller coaster setelah melewati gerbang tahura. jalanannya yang tidak datar ini dikarenakan adanya area perbukitan. rasanya pinggang seperti ingin pindah dari badan deh, ditambah gelapnya jalanan karena di kawasan tersebut kurangnya lampu yang menerangi jalan ketika matahari belum terbit. jadi saran gua sih lebih baik berhati-hati kalo berkendara ke sana karena adanya lembah dan jurang di sepanjangan sisi jalan.

Gazebo yang Berada di Atas Bukit Tahura Sultan Adam.

    Karena tempatnya bersih dan asri sangat direkomendasikan sekali untuk melepas penat setelah perjalanan ke wisata ini. Di spot gazebo menghadap ke Selatan Tenggara, Pemandangan cukup menarik dari, karena bisa melihat pegunungan Kahung, Belangin Aranio. Dan yang menurut gua yang lebih keren disini adalah masih bisa dijumpai elang hitam liar, tapi harus sabar menanti si doi muncul.

Salah Satu Air Terjun yang Berada di Tahura Sultan Adam.

    Air terjun tersebut dapat membuat kita takjub akan keindahan alam Tahura. Bagi yang suka adventure pas kalau ke air terjun ini. Saat kalian disini jangan lupa bawa sampo untuk mandi di air terjun ini, dijamin saat pulang bakalan segar dan merasakan sensasi yang berbeda jikalau kalian mencobanya disini :D.

Sedang menunggu seseorang yang duduk disampingku wkwk (Canda Sayang :D)
  

Mau Pulang Gaesss.
    Jadi disini masih banyak lagi wisata-wisata yang belum disebutkan seperti Kolam Belanda, Benteng Belanda, dll. Akhirnya akupun menyudahi perjalanan wsisata ke tahura ini. Sepanjang jalan menuruni lereng dengan motor disuasana teriknya matahari sore dengan jalanan yang sepi dan meliuk liuk mengikuti jalur.