Saturday 9 January 2021

KETIMPANGAN PEMBANGUNAN DAN KONTRIBUSI SEKTOR PERTAMBANGAN TERHADAP PDRB KALSEL 2019!!!


Kalimantan Selatan atau disingkat Kalsel merupakan salah satu provinsi yang terletak di Pulau Kalimantan dengan ibu kotanya adalah Banjarmasin. Secara administrasi wilayah Provinsi Kalimantan Selatan terdiri atas 11 kabupaten dan 2 kota. Provinsi Kalimantan Selatan memiliki luas pulau 37.530,52 km² dengan populasi hampir 4,2 juta jiwa pada tahun 2019 (BPS Kalsel). Di masing-masing daerahnya, terdapat sungai-sungai yang digunakan untuk kegiatan perekonomian masyarakat jangkauan jalur perdagangannya mulai dari Pulau Jawa, Bali, Sulawesi, hingga beberapa negara di Asia Pasifik Hal ini membuat Kalimantan Selatan memiliki akses perdagangan barang dan jasa yang strategis. Selain itu, wilayah ini juga kaya akan sumber daya alam, khususnya hasil tambang.

Produk Domestik Regional Bruto (PRDB) Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2019 menyentuh angka Rp 180,7 triliun. Angka itu meningkat jika dibandingkan dengan PRDB tahun 2018 sebesar Rp 171,9 triliun. Adapun PRDB per kapita provinsi ini sebesar Rp 41 juta per tahun. Dalam skala regional Pulau Kalimantan, Provinsi Kalimantan Selatan menyumbang nilai tambah PDRB Kalimantan hampir 14 persen pada tahun 2019. Laju pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan cenderung berfluktuasi dalam satu dekade terakhir. Setelah naik pada tahun 2013–2016, pertumbuhan ekonomi kemudian melambat pada tahun 2018–2019. Pada tahun 2019, pertumbuhan ekonomi Kalsel sebesar 4,08 persen, di bawah rata-rata nasional 5,02 persen.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) daerah Provinsi Kalimantan Selatan pada 2019 menunjukkan sektor pertambangan dan penggalian sebagai penopang utama ekonominya. Untuk sektor pertambangan dan penggalian, kontribusinya terhadap PDRB Kalsel cenderung menurun dalam empat tahun terakhir, dari 22,84 persen tahun 2015 menjadi 18,72 persen pada tahun 2019. Sektor pertambangan menyerap tenaga kerja 3,90 persen pada tahun 2019. Pertambangan di Kalsel didominasi batu bara, di samping minyak bumi, emas, intan, kaloin, marmer, dan batu-batuan.

Kontribusi PDRB lainnya disumbang sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 14,36% sedangkan yang lainnya seperti sektor industri pengolahan sebesar 13,63%, sektor perdagangan besar dan eceran sebesar 10,6%.  Hasil utama dari sektor pertanian di Kalsel antara lain padi, jagung, ubi kayu, dan ubi jalar. Sedangkan buah-buahan terdiri dari jeruk, pepaya, pisang, durian, rambutan, dan langsat. Adapun potensi di sektor perkebunan di Kalsel antara lain kelapa sawit dan karet. Luas perkebunan kelapa sawit mencapai 423 ribu hektar dengan hampir 20 persen merupakan perkebunan rakyat.  Sedangkan luas perkebunan karet mencapai 271.000 hektar pada tahun 2018.

Dari hasil analisis Tipologi Klassen, terdapat dua kabupaten yang termasuk dalam kategori daerah relatif tertinggal, yaitu Kabupaten Tapin dan Kabupaten Balangan. Daerah pusat pertumbuhan di Kalimantan Selatan hanya Kota Banjarmasin karena ditopang oleh kegiatan-kegiatan ekonomi sekunder (industri pengolahan) dan tersier (Jasa keuangan dan asuransi; dan Perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor). Adapun untuk daerah berkembang terdapat pada Kota Banjarbaru, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kabupaten Hulu Sungai Utara, dan Kabupaten Barito Kuala. Dan untuk daerah maju tapi tertekan terdapat pada di Kabupaten Banjar, Kotabaru, Tanah Laut, Tanah Bumbu, dan Tabalong.

Kabupaten yang memiliki ketergantungan besar terhadap pertambangan batubara berada pada kuadran 2 (daerah maju tetapi tertekan) dan kuadran 4 (daerah relatif tertinggal) berdasarkan hasil Tipologi Klassen. Sedangkan Kabupaten yang tidak bergantung kepada batubara masuk ke kuadran 1 (daerah maju dan tumbuh pesat) serta kuadran 3 (daerah berkembang cepat/potensial). Hal tersebut menjadi indikasi untuk kabupaten/kota di Kalimantan Selatan yang akan meningkatan potensi ekonominya disarankan untuk fokus ke selain kategori pertambangan dan penggalian. Selain karena tidak semua kabupaten/kota memiliki SDA pertambangan juga karena beberapa kabupaten di Provinsi Kalimantan Selatan yang bergantung pada kategori pertambangan dan penggalian masuk ke daerah maju tetapi tertekan perekonomiannya.

Ketimpangan yang menurun menjadi salah satu jalur untuk mewujudkan tujuan pembangunan nasional, yaitu memeratakan hasilhasil pembangunan kepada seluruh penduduk indonesia. Salah satu medianya adalah dengan berusaha mewujudkan pembangunan yang inklusif. Sejauh ini, berdasarkan pantauan dari indikator yang dikompilasi dari data sekunder dan survei yang ada, menunjukkan bahwa ketimpangan tersebut dalam periode lima tahun belakangan terus menyempit.

 Suatu indikator yang dapat memberikan indikasi tentang adanya kesenjangan adalah indeks Williamson. Indeks ini mirip dengan koefisien variasi. Semakin kecil angka indeksnya menunjukkan adanya ketimpangan atau kesenjangan yang menurun. Berdasarkan series Indeks Williamson provinsi Kalimantan Selatan, terlihat bahwa indeks Williamson turun dari 0,446 pada tahun 2015 menjadi 0,397 pada tahun 2019. Kabupaten/kota yang memiliki kontribusi ekonomi relatif kecil terhadap perekonomian provinsi mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang relatif lebih cepat dibandingkan daerah yang kontribusinya besar, dan sebaliknya. Situasi tersebut berdampak pada membesarnya share PDRB kabupaten/kota tersebut, sehingga berpotensi mempersempit ketimpangan.

 Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan diharapkan dapat melaksanakan pembangunan secara merata untuk setiap kabupaten/kota agar tercipta kesejahteraan secara menyeluruh bagi masyarakat Kalimantan Selatan. Pemerintah kabupaten/kota juga diharapkan dapat meningkatkan potensi ekonomi daerah melalui peningkatan PDRB perkapita agar ketimpangan pembangunan yang terjadi dapat teratasi.

 

 

Monday 20 April 2020

KELUHAN VS KEBAIKAN

4000 Gambar Animasi Setan Malaikat Gratis - Gambar Hantu


Kuliah online merupakan hal yang baru di kalangan pelajar atau mahasiswa, kebijakan kuliah online itu keluar setelah covid-19 hadir dan mengancam kesehatan manusia dengan mewabahnya virus ini maka di ambillah kebijakan social distancing dan segala kegiatan sebaiknya di lakukan di rumah.

Kebijakan kuliah online di ambil agar proses belajar tetap berjalan di tengah mewabahnya virus ini. Sejumlah kampus seperti Polstat STIS telah menerapkan pjj (perkuliahan jarak jauh) sebagai salah satu kebijakan belajar secara online di rumah masing-masing agar aktivitas belajar selama kuliah tetap berjalan.

Pjj diharapkan sebagai salah satu solusi untuk tetap berjalannya proses belajar mengajar kuliah namun pandangan mahasiwa tidak sesuai realitas dikarenakan banyaknya keluhan mahasiswa yang menurut mereka malah membebani dengan berbagai alasan.

Alasan-alasan mahasiwa kebanyakan dari susahnya memahami materi yang diberikan, sebab tidak mudah memahami mata pelajaran seperti belajar secara kontak langsung dengan dosen.

Mahasiswa yang tinggal di kampung pun susah dalam mengikuti kegiatan kuliah online dikarenakan jaringan yang tidak begitu kuat. Di satu sisi kuliah online juga menguras perekonomian para mahasiswa bagaimana tidak untuk melakukan kuliah kita harus menggunakan aplikasi seperti youtube atau sosial media dan juga membutuhkan kuota yang cukup besar.

Selain itu tugas-tugas yang di berikan pun rumayan banyak daripada penjelasan materi yang diberikan dan juga dengan deadline yang cukup singkat yang membuat psikis mahasiswa cukup membuat stress.

Kita jangan melihat satu sudut pandang saja akan tetapi kita harus melihat sisi sudut yang lain, yaitu pentingnya pengorbanan untuk mendapatkan suatu ilmu, ketahuilah bahwa yang namanya ilmu itu perlu juga pengorbanan baik pengorbanan harta maupun tenaga.  

TPKI merupakan suatu mata kuliah yang memiliki singkatan dari Teknik Penulian Karya Ilmiah.

TPKI adalah suatu contoh mata kuliah yang begitu banyak tugas, walaupun begitu bukan tanpa sebab kenapa mahasiswa nya harus rajin dalam menulis seperti blog contohnya dan latihan membuat laporan.

Alasan dibalik semua itu karena di masa depan nanti kita harus terbiasa dalam membuat laporan dan harus menguasai konsep sepenuhnya. Ibarat kata berakit-rakit ke hulu, berenang kita ke tepian, bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian.
Semua itu kita harus berkorban karena tak ada ilmu yang sia-sia.

Saya pun bersyukur dalam matakuliah ini difasilitasi dengan sebuah video call meeting grup dalam mengajar, sehingga mahasiswa nya dapat memahami konsep dengan cara didampingi langsung oleh dosen pengajar.





Tuesday 14 April 2020

DAMPAK NEGATIF DAN POSITIF COVID-19 TERHADAP DUNIA!!!!!


Hadapi Corona, siswa SD dan SMP daerah ini tetap masuk sekolah - JUBI





Hari rabu 15 april 2020, telah terhitung sejak tulisan ini ditulis korban yang mengalami positif COVID-19 terkonfirmasi ada 1,973,715 orang diseluruh dunia, dan korban manusia yang positif oleh virus ini setiap hari selalu bertambah. Terus yang jadi pertanyaan apakah dampak dari pandemi COVID-19 di dunia.?

World Health Organization (WHO) menjelaskan bahwa Coronaviruses (Cov) adalah virus yang menginfeksi sistem pernapasan. Infeksi virus ini disebut COVID-19. Virus Corona menyebabkan penyakit flu biasa sampai penyakit yang lebih parah seperti Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS-CoV) dan Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS-CoV). Virus Corona adalah zoonotic yang artinya ditularkan antara hewan dan manusia.

 Sampai saat ini terdapat 93 negara yang mengkorfirmasi terkena virus Corona. Penyebaran virus Corona yang telah meluas ke berbagai belahan dunia dan membawa dampak positif dan negatif bagi dunia.

Dampak negatif Virus Corona juga berdampak pada investasi karena masyarakat akan lebih berhati-hati saat membeli barang maupun berinvestasi. Virus Corona juga memengaruhi proyeksi pasar. Investor bisa menunda investasi karena ketidakjelasan supply chain atau akibat asumsi pasarnya berubah.

Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) menyatakan ekonomi dan keuangan global saat ini tengah mengalami krisis akibat pandemi virus corona (COVID-19). Lantaran virus ini telah mewabah di hampir seluruh negara dan sekaligus melumpuhkan ekonomi.
Di lain sisi, virus Corona tidak hanya berdampak negatif, namun juga dapat memberikan dampak positif bagi dunia.

Covid-19 menunjukkan pengaruh positif terhadap polusi udara secara global contohnya saja Di China, tingkat emisi berkurang 25% di awal tahun, ketika orang-orang diperintahkan untuk tinggal di rumah. Pabrik-pabrik tutup dan penggunaan batu bara di enam pembangkit listrik terbesar China merosot hingga 40%. Proporsi hari-hari dengan "kualitas udara baik" naik 11,4% dibandingkan waktu yang sama pada tahun lalu di 337 kota di seluruh China, menurut Kementerian Ekologi dan Lingkungan.

Di Eropa, pencitraan satelit menunjukkan emisi nitrogen dioksida (NO2) memudar di atas Italia utara. Fenomena sama terjadi di Spanyol dan Inggris.

Di New York, AS. Emisi karbon lebih rendah 50% daripada biasanya.

Venesia, Italia. Kanal-kanal sungai yang keruh menjadi jernih banyak ikan yang berenang dan hidup di sungai itu.

Jalandhar, India. Menurunnya tingkat polusi udara membuat pegunungan Himalaya bisa terlihat lagi semenjak 30 tahun.

Jakarta, Indonesia. Partikel polusi udara berkurang dan kualitas udara membaik sejak 28 tahun terakhir.

Namun jika ada hikmah yang bisa kita ambil dari situasi ini, pendemi virus membuat lingkungan mengalami perubahan yang lebih baik. Maka dari itu mungkin benar apa yang dikatakan orang-orang, bumi lagi tengah beristirahat.



Monday 6 April 2020

Efek Virus Corona Bagi Pendidikan.

Pendidikan Karakter Untuk Membangun Peradaban Bangsa - Pendidikan ...

Akhir-akhir ini ada sebuah virus yang sangat menghebohkan bagi seluruh penjuru negara di dunia, walaupun virus ini bentuknya sangat kecil dan tak kasat mata namun virus ini sangat merepotkan. Maka dari itu kita sebaiknya perlu berkenalan apa itu virus corona?.  

Penyakit coronavirus (COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus baru yang belum teridentifikasi sebelumnya pada manusia. Virus ini menyebabkan penyakit saluran pernapasan (seperti flu) dengan gejala seperti batuk, demam, dan pada kasus yang lebih parah, pneumonia. Anda dapat melindungi diri Anda dengan mencuci tangan secara rutin dan menghindari menyentuh wajah Anda. Penyebaran utama coronavirus baru ini adalah melalui kontak dengan orang yang terinfeksi saat mereka batuk atau bersin, atau melalui tetesan air liur atau cairan hidung.

Setelah kita berkenalan tentang virus corona, apakah kalian tau apa saja dampak dari virus Corona ini terhadap negara yang ada di Indonesia, khususnya yaitu di bidang pendidikan. Dampak pandemi corona di dunia pendidikan, yang ada di pemerintah pusat hingga daerah memberikan kebijakan untuk meliburkan seluruh lembaga pendidikan, sehingga banyak sekolah-sekolah di berbagai bidang dan universitas yang llibur. Hal ini dilakukan sebagai upaya mencegah meluasnya penularan virus corona.

Saat ini di Indonesia, beberapa kampus dan sekolah mulai menerapkan kebijakan kegiatan belajar mengajar dari jarak jauh atau kuliah online. Hal ini sebenarnya tidak masalah bagi perguruan tinggi yang sudah memiliki system akademik berbasis daring. Namun akan jadi masalah bagi perguruan tinggi yang belum memiliki system akademik berbasis daring ini. Apalagi banyaknya masih wilayah yang tidak terjangkau internet di bagian terpencil wiliayah bagian negara Indonesia.

Kemendikbud saat ini berdasarkan keterangan secara resminya, siap dengan semua skenario termasuk penerapan bekerja bersama-sama untuk mendorong pembelajaran secara daring (dalam jaringan) untuk para siswa yang kesusahan dalam melakukan belajar online.

Apakah masalah pendidikan secara online terselesaikan?. Tentu tidak, karena banyak kesulitan yaitu, terutama pas dosen kasih materi terus langsung kasih tugas. Jadi kita sebagai Mahasiwa mengalami kesulitan dalam memahami materi. Kadang bingung kalau penjelasannya diketik. Meski kadang dosen juga kasih penjelasan melalui stream chat . Terus juga tugasnya langsung dikumpul saat itu juga, dan kadang jaringan suka nggak bersahabat. Maka dari itu seharusnya PJJ dilakukan dengan mengutamakan dengan memberi pemahaman materi yang banyak dan dibuat video tutorial.

Monday 30 March 2020

Penyebab Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Di Kalimantan Selatan Rendah


Indeks atau indikator merupakan sarana yang digunakan untuk mereduksi banyaknya data dan informasi sehingga menjadi bentuk yang paling sederhana namun esensinya tetap dapat dipertahankan. Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) merupakan gambaran atau indikasi awal yang memberikan kesimpulan cepat tentang suatu kondisi dan mutu lingkungan hidup pada ruang dan periode tertentu.

Unit analisis terkecil dalam IKLH Nasional adalah Provinsi. Dalam konteks ini para pihak di tingkat provinsi terutama Pemerintah Provinsi dapat menjadikan IKLH sebagai titik referensi untuk menuju angka ideal yaitu 100. Semakin rendah dari nilai 100, semakin besar upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang harus dilakukan. Bila IKLH Provinsi berada di bawah Nasional (atau lebih kecil), berarti provinsi bersangkutan harus berupaya mengakselerasi dan memperkuat perbaikan kualitas lingkungan hidupnya.

Adapun indeks kualitas lingkungan hidup di Kalsel cukup memprihatinkan karena berada di urutan 21 dari 34 provinsi di Indonesia dengan nilai 68.78. Idealnya indeks kualitas lingkungan hidup tersebut di angka 68.


Tabel Indeks Kualitas Lingkungan Hidup di Indonesia Tahun 2018


Akhirnya, Pemprov Kalsel memasang target pada 2019 IKLH harus naik paling tidak 66.16 (RPPLH 2017 2046) atau 68.5 (RPJMN).

Penyebab rendahnya nilai Indeks kualitas lingkungan hidup di kalsel rendah, karena disebabkan oleh nilai indeks kualitas tutupan lahan yang ada di Kalimantan Selatan sangat memprihatinkan yaitu sebesar 49.29 atau dapat dikatakan sangat kurang baik.

Maka dari itu peran pemerintah Kalimantan Selatan seharusnya lebih memperhatikan kondisi lahan-lahan dengan mengadakan revolusi hijau yang juga berguna untuk mengurangi Luas Lahan Kritis di Kalimantan Selatan, luas lahan kritis menurut data BPDAS HL 2015 seluas 641 ribu Ha, dengan target penanaman pertahun seluaS 35.000 ha.

Guna meningkatkan indeks kualitas lingkungan hidup di Kalsel, yakni dengan meningkatkan intensitas penanaman pohon, dengan luasan dan cakupan lahan yang akan ditanami. Masyarakat yang menikah, siswa/siswi dengan program 1 anak 1 pohon, penghijauan (di luar kawasan hutan) serta penanaman kanan-kiri jalan dan kawasan perkantoran. Selain menanam dan menanam kita juga buatkan payung hukum untuk revolusi hijau. Jangan setelah menanam kita tinggalkan, setidaknya kita rawat bersama.

Monday 23 March 2020

Apakah Mampu Banjarmasin Mewujudkan Sebagian Tujuan SDGs?



Sustainable Development Goals atau SDGs adalah seperangkat program dan target yang ditujukan untuk pembangunan global di masa mendatang. SDGs menggantikan program MDGs (Millennium Development Goals), sebuah program yang memiliki maksud dan tujuan yang sama yang akan kadaluarsa pada akhir tahun 2015 ini. SDGs dibahas secara formal pada United Nations Conference on Sustainable Development yang dilangsungkan di Rio De Janiero, Juni 2012.

SDGs adalah sebuah kesepakatan pembangunan baru pengganti MDGs. Masa berlakunya 2015–2030 yang disepakati oleh lebih dari 190 negara berisikan 17 goals dan 169 sasaran pembangunan. Tujuh belas tujuan dengan 169 sasaran diharapkan dapat menjawab ketertinggalan pembangunan negara–negara di seluruh dunia, baik di negara maju (konsumsi dan produksi yang berlebihan, serta ketimpangan) dan negara–negara berkembang (kemiskinan, kesehatan, pendidikan, perlindungan ekosistem laut dan hutan, perkotaan, sanitasi dan ketersediaan air minum).

Konsep SDGs ini diperlukan sebagai kerangka pembangunan baru yang mengakomodasi semua perubahan yang terjadi pasca 2015-MDGs. Terutama berkaitan dengan  mengenai isu deflation sumber daya alam, kerusakan lingkungan, perubahan iklim semakin krusial, perlindungan sosial, food and energy security, dan pembangunan yang lebih berpihak pada kaum miskin.

Peran pemerintah dalam menerapkan pembangunan berkelanjutan di Indonesia salah satunya berfokus pada kebersihan lingkungan yang ada di sekitar.

Kota Banjarmasin yang memiliki isu lingkungan, melakukan akselerasi pembangunan pengembangan kota berbasis sungai yang bersih. Banjarmasin meningkatkan kesadaran kebersihan dan mengajak masyarakatnya peka terhadap alam.

Beberapa inovasi yang telah dilakukan yakni pembatasan tas belanja plastik, kampung tematik dan rumah muka dua, Smart City, Sistem Informasi Manajemen Pemerintah Terpadu (SIMPUN) serta pembangunan kawasan wisata

Menjaga lingkungan untuk tetap bersih dan nyaman juga merupakan tujuan dari pembangunan berkelanjutan yang menjamin kesehatan warga Banjarmasin dan mengurangi dampak dari pemanasan global.

Dampak dari pengelolaan sampah yang tidak baik perlu mendapat perhatian agar hak setiap orang untuk hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan sebagaimana tercantum dalam UUD 1945 amandemen perubahan kedua pada pasal 28H ayat 1 dapat terpenuhi.

Upaya pengelolaan sampah tidak saja menjadi tanggung jawab penuh pemerintah namun perlu dilakukan bersama-sama dengan pihak swasta dan masyrakat Banjarmasin karena tidak dapat dipungkiri makhluk hidup sangat bergantung dengan alam, kita perlu melestarikan dan membuat bumi menjadi tempat yang layak untuk ditinggali, tidak hanya untuk kebutuhan kita saat ini, tetapi juga untuk generasi yang akan datang.

Selain itu, seharusnya warga Banjarmasin juga dapat berperan dalam mengelola sampah yang dihasilkan, misalnya mendaur ulang dan membuang ke tempat yang tidak menimbulkan polusi atau masalah baru.  Dan yang cukup menjadi perhatian adalah masih banyaknya jumlah rumah tangga yang ada di Banjarmasin yang masih membakar sampah, padahal pembakaran sampah merupakan sumber polusi yang dapat menyebabkan penyakit pernafasan.  Pemerintah, swasta, dan masyarakat Banjarmasin yang memiliki pandangan yang sama terkait kondisi dan kualitas lingkungan tersebut, khususnya terkait sampah, diharapkan sangat membantu secara substansial mengurangi timbulan sampah melalui pencegahan, pengurangan, daur ulang, dan penggunaan kembali, agar target bersama SDGs ke 12 dapat tercapai.
            

Monday 9 March 2020

Apakah Perempuan atau Laki-laki Yang Menyebabkan Kalsel Jadi Provinsi dengan Jumlah Perkawinan Anak Tertinggi di Indonesia?



Dalam UU No. 1 Tahun 1974 Pasal 7 Ayat (1) dinyatakan bahwa perkawinan hanya diizinkan jika pihak pria sudah mencapai umur 19 (Sembilan belas) tahun dan pihak wanita sudah mencapai umur 16 (enam belas) tahun.

Kenyataannya masih terdapat perkawinan usia muda yang umumnya terjadi di daerah perdesaan Kalimantan Selatan terutama pada penduduk perempuan. Hasil SP2010 menunjukkan bahwa sekitar 45,63 persen pemuda berstatus belum kawin, sebesar 52,12 persen berstatus kawin dan sisanya adalah mereka yang berstatus cerai hidup/mati, yaitu sebesar 2,25 persen.

Provinsi Kalimantan Selatan menjadi provinsi dengan jumlah perkawinan anak tertinggi di Indonesia yaitu 39,53 persen (dari jumlah seluruh perkawinan), sementara Daerah Istimewa Yogyakarta terendah dengan 11,07 persen. Data ini dihimpun oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

Angka perkawinan anak Indonesia sendiri merupakan yang tertinggi ke-7 se-dunia dan yang tertinggi ke-2 se ASEAN. Setelah Kalsel, empat provinsi lainnya dengan angka perkawinan anak paling tinggi adalah Kalimantan Tengah (39,21 persen), Kepulauan Bangka Belitung (37,19 persen), Sulawesi Barat (36,93 persen), dan Sulawesi Tenggara (36,74 persen).




Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa adanya perbedaan pola status perkawinan antara pemuda laki-laki dan perempuan yang terjadi di provinsi Kalimantan Selatan. Persentase pemuda perempuan dengan status kawin lebih tinggi dibandingkan dengan pemuda laki-laki (63,82 persen berbanding 40,52 persen). Sebaliknya, persentase pemuda laki-laki yang belum kawin (57,92 persen) lebih tinggi dibandingkan pemuda perempuan (33,23 persen). Perbedaan kedua angka ini secara tidak langsung menunjukkan bahwa perempuan pada umumnya menikah di usia lebih muda dibandingkan dengan laki-laki. 

Dampak dari pernikahan dini di usia anak akan menyebabkan berbagai dampak. Di antaranya yaitu stunting, anak kurang gizi, alat reproduksinya belum matang sehingga menyebabkan angka kematian ibu melahirkan tinggi, anak yang lahir nutrisinya kurang, dan lainnya. Ini nantinya akan menyebabkan terhadap kualitas anak dan masa depan anak. 

Mengingat usia perempuan ketika menikah belum matang, dan berpotensi menimbulkan komplikasi dan penyakit lainnya

Stunting adalah masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu lama, umumnya karena asupan makan yang tidak sesuai kebutuhan gizi. Stunting terjadi mulai dari dalam kandungan dan baru terlihat saat anak berusia dua tahun.

Menurut saya kenapa perempuan lebih banyak melakukan perkawinan di Provinsi Kalimantan Selatan, karena untuk menolong kondisi perekonomian keluarganya yang serba kekurangan serta kurangnya pendidikan di pelosok-pelosok daerah di Provinsi Kalimantan Selatan.